KEAMANAN PADA JARINGAN GSM DAN CDMA

Minggu, 01 November 2009

Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada mobile communication, khususnya handphone. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia.



Perkembangan telepon selular setiap tahun semakin meningkat, baik dari segi kuantitas yaitu pertambahan jumlah pengguna maupun segi kualitas yaitu peningkatan fitur yang disediakan oleh operator. Di lain sisi berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2003 menunjukkan 850 juta telepon selular mengalami penyadapan (eavesdrop) pada saat terjadi panggilan.Untuk menjamin aspek keamanan, sistem jaringan GSM (Global System for Mobile) menawarkan tiga macam keamanan, yaitu autentifikasi, kerahasiaan data dan sinyal, serta kerahasiaan pengguna. Kebutuhan autentifikasi dilakukan dengan penggunaan smart card yang lebih dikenal dengan nama SIM card. Kerahasiaan data dan sinyal dilakukan dengan melakukan enkripsi dengan algoritma tertentu, pada umumnya pada jaringan GSM digunakan algoritma A3, A5 dan A8. Enkripsi tesebut dilakukan pada data yang ditransfer antara telepon selular dengan BTS (Base Transceiver Station). Meskipun jaringan GSM sudah dilengkapi dengan sistem pengamanan seperti tersebut diatas, tetapi jaringan GSM masih rentan terhadap serangan kriptanalis terhadap algoritma, pengkloningan SIM card, serta ekstraksi kunci dari kartu SIM. Jaringan CDMA (Code Division Mobile Acces) menawarkan aspek keamanan yang lebih baik dari jaringan GSM. Sistem CDMA sangat dikenal sebagai
sistem telekomunikasi yang mempunyai tingkat keamanan paling tinggi. Terminologi keamanan di sini adalah dari kemungkinan penyadapan (eavesdrop) dan penggandaan (cloning) oleh orang atau pihak yang tidak mempunyai otorisasi. Hal ini ditunjukkan baik pada sisi lapisan fisik maupun pada lapisan–lapisan di tasnya seperti lapisan data link, lapisan transport maupun lapisan sesi. Di lapisan fisik, sistem CDMA menggunakan metode multiple division dengan code, dimana sinyal data ditumpangkan pada sinyal derau yang tersebar. Di sisi penerima dipasang suatu decoder yang mampu melakukan dekode sinyal transmisi yang diterima sehingga didapat sinyal asli yang dikirimkan. Sedangkan di lapisan yang lebih atas lagi, sistem CDMA memberlakukan otentikasi dengan ketat yang memperkecil kemungkinan untuk ditembus oleh pelanggan yang tidak valid dan perangkat yang tidak mendukung sistem keamanan misalnya terminal yang tidak mendukung A-key.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Theme by New wp themes | Bloggerized by Dhampire